Banyaknya kasus pencabulan pada anak tidak lepas dari fenomena pedofilia. Walaupun tidak seluruhnya, pencabulan pada anak kerap dilakukan pada orang yang memang memiliki kelainan pedofilia. Untuk itu penting bagi kita untuk dapat mengidentifikasi adanya ’kejanggalan’ yang bisa mengarah ke pedofilia. Pedofilia memiliki pengertian sebagi suatu parafilia (deviasi seksual atau gangguan psikoseksual) dimana orang dewasa atau adolesen lanjut (late adolescent) memperoleh kepuasan seksual bersama seorang anak pra-remaja (heteroseks atau homoseks. Ciri utamanya adalah bahwa berbuat atau berfantasi tentang kegiatan seksual tersebut merupakan pilihannya atau cara yang eksklusif untuk memperoleh kepuasan seksual.
Ekploitasi seksual merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan anak-anak yang menjadi korban seksual, termasuk pornografi anak, child sex rings dan prostitusi anak. Pedofilia atau dikenali juga sebagai Preferential Child Molester dapat diprediksi dan memiliki pola perilaku yang berulang dan ini menjadikan ia lebih mudah untuk diinvestigasi daripada Situational Child Molester.
Terdapat empat karakteristik mayor seorang Pedofilia :
Pola perilaku jangka panjang dan persisten
Menjadikan anak-anak sebagai objek preferensi seksual
Memiliki teknik yang berkembang dengan baik dalam mendapatkan korban
Fantasi seksual yang difokuskan pada anak-anak
1. Pola perilaku jangka panjang dan persisten
a) Memiliki latar belakang pelecehan seksual
Walaupun kebanyakan korban dari kekerasan seksual di kemudian harinya tidak menjadi pelaku atau seorang pedofilia, penelitian menunjukkan bahwa banyak pelaku kekerasan seksual merupakan korban dari kekerasan seksual sebelumnya.
b) Memiliki kontak sosial terbatas pada masa remaja
Preferensi seksual seorang pedofil pada anak dimulai pada awal remaja. Dengan demikian, pada waktu remaja, pelaku biasanya menunjukkan ketertarikan seksual yang kurang terhadap orang yang seumuran dengan mereka.
c) Riwayat pernah dikeluarkan dari militer
Militer dan organisasi lainnya akan mengeluarkan orang-orang seperti pedofil dan tidak terkecuali membuat dakwaan atau tuntutan terhadap mereka (pedofil).
d) Sering berpindah tempat tinggal
Apabila seseorang ketahuan sebagai pedofil, mereka biasanya disuruh untuk meninggalkan kota oleh seseorang yang berkusa (pihak otoriter), orang tua dari korban atau majikan. Akibatnya, pedofil selalu menunjukkan satu pola hidup dengan tinggal di suatu tempat selama beberapa tahun dengan memiliki pekerjaan yang baik dan tiba-tiba berpindah dan berganti pekerjaan tanpa alasan yang jelas.
e) Riwayat pernah ditahan polisi sebelumnya
Dalam beberapa kasus, pedofil merupakan seorang yang pernah ditahan polisi sebelumnya karena melakukan pencabulan terhadap anak atau kekerasan seksual. Rekod penahanan terdahulu merupakan indikator mayor seandainya pelaku (pedofil) ditahan polisi karena melakukan perbuatan yang sama berulang-ulang yakni pencabulan anak.
f) Korban banyak
Jika penyidikan mengungkap bahwa seorang individu mencabul banyak korban yang berlainan, ini merupakan indikator kuat bahwa si pencabul adalah seorang pedofilia. Sebagai contoh, seorang guru yang dicurigai sebagai pedofil, mencabul salah satu dari murid di kelasnya, kemungkinan besar dia akan melakukan perbuatan yang sama pada murid-muridnya yang lain di kelasnya.
g) Percobaan berulang dengan risiko tinggi
Usaha atau percobaan yang berulang untuk mendapatkan anak sebagai korban dengan cara yang sangat trampil merupakan indikator kuat bahwa si pelaku adalah seorang pedofil.
2. Menjadikan anak-anak sebagai objek preferensi seksual
a) Usia >25 tahun, single, tidak pernah menikah
Indikator ini tidak bermakna jika berdiri sendiri. Ia hanya signifikan apabila dikombinasikan dengan beberapa indikator lain. Oleh karena pedofil mempunyai preferensi seksual terhadap anak-anak, mereka mempunyai kesulitan dalam berhubungan seksual dengan orang dewasa dan oleh oleh karena itu mereka tidak menikah.
b) Tinggal sendiri atau bersama orang tua
Indikator ini berhubungan erat dengan indicator yang diatas. Jika hanya terdapat indicator in, maka tidak begitu bermakna. Contoh, seseorang yang tinggal sendiri tidak berarti dia adalah seorang pedofil.
c) Bila tidak menikah, jarang kencan
Seorang lelaki yang tinggal sendiri, belum pernah menikah dan tidak atau jarang kencan, maka harus dicurigai sekiranya dia memiliki cirri-ciri atau karakteristik yang disebutkan disini.
d) Bila menikah, memiliki hubungan khusus dengan pasangan
Apabila seorang pedofil menikah, mereka selalu menikah dengan wanita yang kuat, dominan atau lemah, pasif. Dalam kasus tertentu, mereka akan menikah dengan wanita yang tidak memiliki kebutuhan seksual yang tinggi. Wanita yang menikah dengan pedofil mungkin tidak menyadari bahwa suaminya seorang pedofil, tapi wanita tersebut tahu bahwa suaminya mempunyai masalah sexual perfomance. Pedofil kadang-kadang menikah untuk kenyamanan dirinya atau untuk menutupi dan juga memperoleh akses terhadap anak-anak
e) Minat yang berlebih pada anak-anak
Indikator ini tidak membuktikan bahwa seseorang itu adalah seorang pedofil, tapi menjadi alasan untuk diwaspadai. Dan menjadi lebih signifikan apabila minat yang berlebih ini dikombinasikan dengan indikator-indikator lain.
f) Memiliki teman-teman yang berusia muda
Pedofil sering bersosialisasi dengan anak-anak dan terlibat dengan aktivitas-aktivitas golongan remaja. Mereka akan pergi ke tempat seperti arked, mall yakni tempat dimana anak-anak selalu berada.
g) Memiliki hubungan yang terbatas dengan sebaya
Oleh karena pedofil, tidak dapat berbagi bagian terpenting dari kehidupan mereka yaitu ketertarikan seksual terhadap anak dengan dewasa lainnnya, mereka mempunyai sedikit teman dekat di kalangan orang dewasa. Jika seseorang yang dicurigai adalah seorang pedofil, mempunyai teman dekat, harus dipikirkan kemungkinan bahwa temannya itu juga adalah seorang pedofil.
h) Preferensi umur dan gender
Pedofil menyukai anak pada usia dan gender tertentu. Ada pedofil yang menyukai anak-anak lelaki yang berusia 8-10 tahun dan ada juga yang menyukai anak-anak yang berusia 6-12 tahun. Semakin tua preferensi umur, semakin eksklusif preferensi umur.
i) Menganggap anak-anak bersih, murni, tidak berdosa, impish dan sebagai objek
Pedofil kadang-kadang mempunyai pandangan yang idealistic terhadap anak-anak yang diekspresikan melalui tulisan atau bahasa. Atau kadang-kadang mereka menganggap anak-anak sebagai objek, subjek atau hak milik mereka.
3. Memiliki teknik yang berkembang dengan baik dalam mendapatkan korban
a) Trampil dalam mengidentifikasi korban yang rapuh
Beberapa pedofilia dapat melihat sekumpulan anak–anak dalam waktu yang singkat dan kemudian memilih target mereka. Dan kebanyakan anak-anak yang dipilih adalah daribroken home atau korban dari penelantaran emosi atau fisik. Ketrampilan mereka ini semakin berkembang dengan latihan dan pengalaman.
b) Berhubungan baik dengan anak, tahu cara mendengarkan anak
Seorang pedofil biasanya mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan anak-anak lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa. Mereka juga tahu cara mendengarkan anak dengan baik.
c) Mempunyai akses ke anak-anak
Ini merupakan indikator terpenting bagi pedofilia. Pedofil mempunyai metode tersendiri untuk memperoleh akses ke anak-anak. Selain berada di tempat yang sama dengan tempat anak-anak bermain, pedofil kadang-kadang menikah atau berteman dengan wanitab semata-mata untuk memperoleh akses ke anak-anak. Pedofil juga akan mencari pekerjaan yang dimana dia akan mempunyai kontak dengan anak seperti guru, kaunselor perkhemahan, babysitter, supir bis sekolah atau ditempat dimana dia akhirnya dapat berhubungan khusus dengan anak contoh dokter, dokter gigi, perdana menteri, fotografer, pekerja sosial dan pegawai polisi.
d) Lebih sering beraktivitas dengan anak-anak, seringkali tidak melibatkan orang dewasa lain
Pedofil selalu mencoba untuk mendapatkan anak-anak dalam situasi dimana tanpa kehadiran orang dewasa lain.
e) Merayu dengan perhatian, kasih sayang dan hadiah
Ini merupakan teknik yang paling lazim digunakan oleh pedofil. Mereka merayu anak-anak dengan berteman, berbicara, mendengarkan, memberi perhatian dan menghabiskan waktu dengan anak-anak dan juga membeli hadiah.
f) Trampil dalam memanipulasi anak
Pedofilia menggunakan cara merayu, kompetisi, tekanan teman sebaya, psikologi anak dan kelompok, teknik motivasi dan ancaman. Sebagian proses dari manipulasi adalah mengurangkan ambang inhibisi anak-anak. Tidak semua pedofil memiliki ketrampilan ini , misalnya pedofil dengan kepribadian introvert kurang memiliki kemampuan dalam memanipulasi anak.
g) Memiliki hobi dan ketertarikan yang disukai anak
Pedofil mengkoleksi mainan, boneka, membuat model mainan pesawat atau menjadi badut atau ahli sulap untuk menarik perhatian anak-anak. Pedofil yang mempunyai ketertarikan terhadap anak yang lebih tua mempunyai hobi yang berkaitan dengan alkohol, narkotika atau pornografi.
h) Memperlihatkan materi-materi seksual secara ekplisit pada anak-anak
Ini merupakan bagian dari proses rayuan utuk mengurangkan proses inhibisi anak. Pedofil juga cenderung untuk mendukung atau membenarkan anak untuk menelepon ke servis pornografi atau menghantar materi seksual yang ekplisit via komputer pada anak-anak
4. Fantasi seksual yang difokuskan pada anak-anak
a) Dekorasi rumah yang berorientasi remaja
Pedofilia yang mempunyai ketertarikan terhadap remaja akan mendekorasi rumah mereka seperti seorang remaja lelaki. Ini termasuk pernak pernik seperti mainan, stereo, poster penyanyi rock dan lain-lain.
b) Memfoto anak-anak
Perbuatan ini termasuk memfoto anak-anak yang berpakaian lengkap. Setelah foto-foto tersebut selesai dicetak, pedofil berfantasi melakukan hubungan seks dengan anak-anak tersebut.
c) Mengoleksi pornografi anak atau erotika anak
Pedofil menggunakan koleksi-koleksi ini untuk membangkitkan ghairah seksual mereka dan sebagai materi untuk mengancam korban agar tetap menjaga rahsia aktivitas seksual mereka. Koleksi-koleksi ini juga digunakan untuk bertukar-tukar dengan pedofil yang lain.