kebaikan jangan ditempatkan dengan cara yang salah...
Ada tiga gelas di atas sebuah meja. Air yang bening di dalam cangkir besi yang karatan, dan ada gelas yang bersih berisi air yang kotor. Dan sisanya, segelas gelas kaca yang bening dan berisi air yang jernih.
Ini mungkin perumpamaan manusia di muka bumi ini. Fenomena air yang jernih di dalam gelas yang kotor, maka lambat laun, air yang jernih itu akan tercemar oleh wadahnya yang kotor. Hal ini mungkin bisa diibaratkan seorang yang berkelakuan buruk, kemungkinan juga memiliki hati yang buruk juga. Sebening apapun air yang di tuangkan ke dalam gelas jenis ini, pasti akan menjadi kotor juga. So, jika memiliki hati yang baik, jangan dirusak dengan kotornya kata, apa lagi tindakan kotor. Karena ini akan sangat mempengaruhi hati, dan kejernihan batin.
Sedang Air yang kotor ditempatkan pada wadah yang bersih, maka lama-kelamaan gelas bening tersebut pasti akan tercemar dengan air yang kotor. Ini mungkin tepat diumpamakan kepada seorang munafik. Dia memiliki hati yang buruk, tetapi berusaha menutupinya dengan senyum kebencian. Seiring berjalannya waktu, pati akan terlihat belang dan kejahatan batinnya tersebut. Sumber dari kejahatan hati, sebenarnya berasal dari prasangka buruk terhadap sesuatu. kemudian, lama-kelamaan, ia benar-benar membencinya tanpa alasan yang jelas. Namun kebenciannya itu ia sembunyikan di dalam hatinya, karena suatu hal, dan ia bermanis muka dihadapan orang yang ia benci. Suatu saat, jika ada kesempatan untuk menjerumuskan orang tersebut, maka ia adalah orang yang paling buruk dalam menghina, dan paling tajam kata-katanya.
Sebelum kebencian, kerendahan akhlak dan prasngka itu menjebak, ada baiknya kita selalu berfikir positif, sehingga menjadikan hati ini mudah, lapang, dan pernuh kegembiraan. Yang menjadikan hidup ini tenang adalah kita memusuhi orang yang tidak memusuhi kita. Percayalah kawan.
Orang baik, dengan hati yang baik, dan kelakuan baik, serta kata-katanya sesuai dengan nurani dan kebenaran, itulah air jernih yang berada dalam gelas yang bersinar. Setiap orang bisa melihat kejernihan hatinya, keikhlasan batinnya, dan kemurnian ucapannya. Inilah yang terbaik dalam menjalani hidup. Dengan keterbukaan, hati kita akan menjadi lapang, tidak merasa bersalah, dan akan disegani banyak orang. Kebahagiaan itu ada pada senyuman, kebahagiaan itu ada pada keterbukaan, dan persahabatan. Bahkan, dengan hewan sekalipun, jika bersahabat, maka pasti menyenangkan.
Diakui atau tidak, kita psti pernah ditolong oleh orang lain, dan pernah disakiti. Jika manusia yang positif, ia akan menjadikan sakit sebagai pelajaran, dan berusaha agar tidak terjadi hal yang sama namun tidak mendendam. Ia menggapnya sebagai proses kedewasaan diri. Juga, membalas kebaikan orang yang telah membantu masalahnya semampunya, dan akan terus berusaha membantu orang lain jika ia tidak sempat membalas kebaikan orang yang telah menolong dia, sebagai rasa terimakasih. Ada beberapa orang terpilih yang ia merasa jenuh dan tersiksa jika tidak menolong mahluk lain.
Sedang orang negative, akan membalas rasa sakitnya kepada semua orang. Ia menganggap semua manusia itu adalah sama, buruk, jelek, dan tidak ada kesucian di dalamnya. Ia akan terus menykiti orang lain, hingga ia mati, dan dianggap sebagai psikopat.
Kesimpulannya, manusia tidak akan bisa bahagia dengan kepura-puraan, dan topeng yang menyembunyikan wajah dari hati.
Pilihannya terserah pada apa yang dipilih, apa ingin menaruh air jernih di dalam gelas yang kotor, atau gelas yang dulunya bersih kemudian diisi air yahng kotor, atau gelas yang bersih diisi dengan air yang bersih. Dan memilih apa ingin menjadi psikopat, atau memilih menjadi manusia yang penuh rasa cinta dan kedamaian. Berproseslah menjadi lebih baik….
0 komentar:
Posting Komentar