Psikopat adalah gejala kelainan kepribadian yang sejak dulu dianggap
berbahaya dan mengganggu masyarakat. Namun demikian orang-orang
psikopat bila dilihat sepintas memiliki sifat baik hati dan disukai tetapi
sebetulnya dibalik itu semua mereka sangat merugikan masyarakat. Orang-orang seperti inilah yang oleh para banyak ahli disebut sebagai psikopat (jiwa [psyche] yang menderita kelainan [patologik]).
Banyak istilah atau pengertian yang disampaikan banyak ahli tentang psikopat, namun menurut terminologi ilmu kedokteran jiwa psikopat disebut sebagai gangguan kepribadian antisosial yang secara umum memiliki karakterisik perilaku antara lain egois, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, tidak mempedulikan dampak perilakunya terhadap orang lain, menikmati dan tidak memiliki rasa penyesalan (guilty feeling) dari penderitaan orang lain akibat perbuatannya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita jarang menyadari bahwa ternyata ditengah-tengah masyarakat kita terdapat ‘mereka’ yang menyimpang. Lalu yang menjadi sebuah pertanyaan adalah : Bagaimana kita dapat mengetahui dan mewaspadai secara lebih dini terhadap orang-orang yang memiliki kepribadian psikopat?
Prof. Hare dalam buku “Without Conscience” memberikan parameter psikopat (psychopathy Checklist) yang dapat digunakan untuk mengenali gejala-gejala penting psikopati.
Emosional / hubungan antar pribadi.
Psikopat pandai melucu dan berbicara. Ia bisa menghibur dan menyenangkan, cekatan menjawab dan mengarang cerita yang menempatkan dirinya sebagai pusat cerita. Ia sangat berhasil memberikan kesan positif tentang dirinya sendiri, dan mereka seringkali menyenangkan dan menarik. Psikopat juga bisa berbicara asal dan bercerita sesuatu yang tidak mungkin terjadi pada mereka. Tetapi petunjuk bagi sifat ini adalah seringkalinya mereka tidak peduli jika kebohongannya terbongkar.
o Egosentris dan menganggap diri hebat
Psikopat adalah sosok narsis yang merasa dirinya sangat berguna / penting dan egosentrik. Psikopat terlihat sebagai seorang yang sombong, pembual tanpa malu. Sangat percaya diri, berpendirian keras, sangat dingin, bersifat menguasai dan angkuh. Mereka senang menguasai dan mengatur orang lain. Mereka tampil penuh kharisma.
o Kurangnya rasa penyesalan atau bersalah
Psikopat memperlihatkan bahwa ia sama sekali tidak peduli akan akibat perbuatannya terhadap orang lain. Tidak menyesal tarhadap penderitaan dan kehancuran yang disebabkan olehnya. Kurangnya rasa penyesalan dan rasa bersalah ini dikarenakan kemampuan luar biasa psikopat untuk merasionalisasikan tingkah lakunya.
Psikopat tidak bisa berempati (kemampuan untuk merasakan jiwa dan emosi orang lain). Dalam beberapa hal mereka seperti robot tanpa emosi. Orang psikopat melihat orang lain tidak lebih sebagai objek yang digunakan untuk kepuasan dirinya.
o Penuh tipu muslihat dan manipulatif
Bakat alami seorang psikopat adalah bohong, menipu, mempermainkan, dan memanfaatkan orang lain. Dengan kekuatan imajinasi dan pemusatan dirinya, psikopat tampil tak terganggu dengan kemungkinan untuk diketahui perbuatannya. Dan bila ketahuan berbohong mereka hanya mengubah cerita atau mengolah lagi fakta-fakta agar cocok dengan kebohongannya.
Psikopat nampaknya menderita kemiskinan emosi yang membatasi keluasaan dan kedalaman emosinya. Kadang-kadang mereka mengaku mengalami emosi yang kuat, tapi tidak mampu menggambarkan kehalusan perasaan yang dialaminya. Sebagai contoh, mereka menyamakan antara cinta dengan birahi, kesedihan dengan frustasi dan kemarahan dengan kejengkelan.
Gaya Hidup / Penyimpangan Sosial.
Psikopat tidak pernah mendasari setiap perilakunya dengan penilaian baik – buruk. Apabila ditanya alasan dari perbuatannya, biasanya mereka menjawab “Saya melakukannya, sebab saya suka.”
o Tidak dapat mengendalikan tingkah laku
Kebanyakan orang normal mempunyai kekuatan mengendalikan tingkah lakunya, meskipun memiliki keinginan untuk menyerang mereka mampu menyembunyikannya. Pada psikopat, pengendalian dirinya lemah dan gangguan kecil cukup membutakan mereka. Akibatnya psikopat cepat naik darah dan cenderung bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, disiplin, dan kritik dengan bertingkah kejam, mengancam dan memaki-maki. Mereka cepat tersinggung, marah, menyerang karena hal sepele, dan sering tampak oleh orang lain sebagai tidak pada tempatnya.
o Adanya kebutuhan untuk merasakan kesenangan
Psikopat membutuhkan kesenangan yang tidak henti-hentinya dan berlebihan. Banyak psikopat menggambarkan “melakukan kejahatan” demi kesenangan semata. Bagian lain dari hasrat untuk rangsangan ini adalah ketidak mampuan untuk mentolelir rutinitas dan hal monoton. Psikopat mudah menjadi bosan
o Kurangnya rasa tanggung jawab
Tanggung jawab dan janji tidak berarti apa-apa bagi psikopat. Mereka biasa berkata “Saya tidak akan menipu anda lagi” namun kenyataannya mereka akan berbohong dan berbohong lagi.
o Masalah perilaku pada masa kanak-kanak
Kebanyakan psikopat mulai memperlihatkan masalah tingkah laku yang serius pada masa kecil. Tingkah laku itu termasuk menipu, mencuri, membakar, membolos, membuat kekacauan di kelas, perlakuan kejam, suka merusak, kasar, suka menggertak, dan kematangan seksual yang cepat. Berlaku kejam terhadap binatang semasa kecil biasanya adalah masalah emosi dan tingkah laku serius. Psikopat dewasa biasanya menggambarkan kekerasan masa kanak-kanaknya terhadap binatang sebagai kejahatan, sederhana dan menyenangkan.
o Perilaku anti sosial pada masa dewasa.
Bagi psikopat, aturan dan harapan masyarakat dirasakan sebagai sesuatu yang membuatnya tidak nyaman karena merupakan rintangan bagi keinginannya. Banyak tindakan anti sosial psikopat berujung pada kejahatan. Namun tidak semua psikopat berakhir di penjara, kebanyakan mereka melepaskan diri dari pemeriksaan dan tuntutan atau “berada pada tempat yang dilindungi hukum”. Misalnya penjualan gelar palsu, kekerasan pada anak/istri, pandai memikat pria/wanita, main curang terhadap pasangan, lalai atas keuangan atau perasaan anggota keluarga lainnya, menggunakan dana kantor untuk urusan peribadi dan lainnya.
Namun perlu diingat Psychopathy checklist adalah alat klinis yang rumut untuk penggunaan profesional. Jangan menggunakan gejala-gejala di atas tersebut untuk mendiagnosa diri anda sendiri atau orang lain karena kemampuan mendiagnosa membutuhkan pelatihan yang ketat. Bila anda menduga seseorang yang anda kenal memenuhi gambaran tersebut, maka carilah pertimbangan psikolog atau psikiater. Berhati-hatilah dengan orang yang bukan psikopat tapi kemungkinan memiliki gejala yang sama. Banyak orang impulsif, atau dingin, atau tidak berperasaan, atau anti sosial, tapi ini bukan berarti psikopat. Psikopati adalah sindrom sekumpulan gejala-gejala yang berkaitan.
Orang-orang yang memiliki kepribadian psikopat dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu ; gen atau diturunkan oleh orang tua. Seorang ayah yang psikopat cenderung memberikan anak yang psikopat juga. Pola asuh dalam keluarga, kehidupan sosial anak dan mass media juga turut menyumbang bagaimana seseorang bisa menjadi psikopat. Dalam kehidupan keluarga, orang tua harus lebih memperhatikan kehidupan anak, bukan kebutuhan materiil tetapi lebih pada kebutuhan akan rasa kasih sayangnya. Waspadai bila anak memiliki persepsi diperlakukan tidak adil, karena ada banyak kasus anak kembar yang memiliki tingkah laku berbeda. Hal ini yang menyebabkan adalah persepsi terhadap dunia kedua anak tersebut berbeda. Selanjutnya waspadai pula perkembangan seks pada usia dini dan bila anak suka membunuh atau menyiksa binanang kecil.
Orang-orang psikopat biasanya memiliki latarbelakang sebagai berikut :
Ibu yang mengalami pelecehan sewaktu kecil
Ibu yang cenderung terasing
Ibu yang tidak dapat mempertahankan kestabilan emosi dalam hubungannya dengan anak
Pemondokan sementara atau keluarga yang sering berpindah-pindah tempat
Usaha pengguguran bayi dalam kandungan
Perasaan ibu ketika melahirkan
Komplikasi persalinan atau berat lahir rendah
Hipersensitif terhadap nyeri
Ketidaktakutan akan orang tak dikenal
Toleransi frustasi rendah
Sulit membina persahabatan
Bertindak kejam pada binantang dan orang lain.
Psikopat sebagai kelainan kepribadian, belum bisa dipastikan dapat disembuhkan atau tidak. Pengalaman Prof Hare sendiri membuktikan bahwa perawatan terhadap psikopat bukan saja tidak menyembuhkan, melainkan justru menambah parah gejalanya karena psikopat yang bersangkutan. Malah bisa semakin canggih memanipulasi perilakunya yang merugikan orang lain.
Prof Hare juga menjelaskan alasan-alasan mengapa seorang psikopat bukan orang yang tepat untuk menjalani terapi:
• Psikopat bukan individu yang “rapuh”, apa yang mereka pikir dan lakukan adalah hasil dari struktur kepribadian yang keras tidak tergoyahkan oleh pengaruh-pengaruh dari luar. Pada saat mereka menjalani program penyembuhan formal sikap-sikap dan pola prilaku mereka sudah mengakar, sulit untuk diubah bahkan dalam situasi yang sangat baik sekalipun.
• Banyak psikopat yang terlindungi dari kosekuensi atas tindakan mereka oleh anggota keluarga dan teman-teman yang menyayangi mereka.
• Tidak seperti individu-individu yang lain, psikopat tidak mencari bantuan untuk dirinya. Keluarga mereka yang biasanya memaksa mereka untuk mengikuti terapi, atau mereka menjalani perawatan atas perintah pengadilan sebagai sebuah tahap awal untuk pembebasannya.
• Kalaupun mereka mengikuti terapi biasanya mereka tidak serius mengikuti terapi. Psikopat tidak memiliki keinginan untuk berubah, merasa bahwa kata hati adalah alasannya, tidak mempunyai konsep tentang masa depan, menolak semua pihak yang berwenang termasuk para ahli terapi.
• Psikopat sering kali mendominasi sesi-sesi terapi kelompok atau individu dengan interpretasi mereka.
Walaupun demikian, Hare menegaskan walaupun psikopat belum bisa disembuhkan bukan berarti psikopat tidak perlu dirawat sama sekali.
Disisi lain kepribadian psikopat juga terbentuk karena salah asuh pada masa kecil. Dalam hal ini psikopat bisa dicegah jika indikasi kelainan kepribadian itu bisa dideteksi sedini mungkin dan diberi asuhan sedemikian rupa sehingga meminimalkan resiko individu dari kekurangan kasih sayang (afeksi) pada masa kecilnya yang akan menyebabkan berkembangnya perilaku yang merugikan dari seorang psikopat.
Jadi yang sangat menentukan adalah pola asuh dalam keluarga, ajari anak sejak dini untuk belajar perilaku prososial, melatih anak untuk takut dan menghindari hukuman dan bila anak sudah mengalami pengalaman kekerasan cepat lakukan antisipasi dengan bantuan para psikolog/psikiater.
D. MELINDUNGI DIRI SENDIRI
Dari uraian tersebut diatas, tampaknya memang banyak para psikopat disekitar kita. Untuk menghadapi hal tersebut kita tidaklah harus bersikap paranoid atau curiga berlebihan kepada setiap orang yang kita temui. Cukup dengan hati-hati dalam berhubungan dengan orang-orang tertentu yang kita jumpai. Tetapi bagaimana bila kita mencurigai bahwa ada salah satu rekan sekerja kita memiliki kepribadian psikopat? Untuk hal ini, usahakan kita tidak terlalu dekat atau akrab dalam menjalin hubungan dengannya.
Dalam buku Without Conscience memberikan kita beberapa tips atau kiat-kiat untuk melindungi diri dari psikopat :
a. Usahakan jangan sampai terpengaruh oleh umpan mereka: senyum yang indah, kata-kata manis, atau hadiah yang berlimpah yang dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian anda dari manipulasi atau eksploitasi yang mungkin akan terjadi. Karakteristik ini punya muatan licik yang dimaksudkan untuk mengaburkan pesan individual yang sejati. Berpalinglah, dan konsentrasikan diri pada apa sebenarnya terjadi.
b. Buka mata. Orang yang tampaknya terlalu sempurna seringkali aslinya jauh berbeda. Psikopat menyembunyikan sisi gelap mereka sampai korban mereka telah terlibat cukup dalam. Pujian berlimpah, kebaikan palsu dan kelemahan dalam cerita yang kedengarannya hebat seharusnya bisa memberi petunjuk dan membuat anda waspada. Cari alasan yang masuk akal untuk menyelidiki mereka.
c. Kenali diri anda. Jika tidak, anda akan ‘diserang’ pada titik lemah anda. Psikopat pandai menemukan dan menggunakan kelemahan orang lain. Jadi, semakin anda menyadari hal-hal yang membuat anda gampang terpikat, semakin siap anda membentengi diri.
d. Tetapkan aturan dasar yang tegas, dan hindari berebut ‘kekuasaan’ yang tidak mungkin anda menangkan. Psikopat cenderung memegang kendali; bila sikap anda tidak jelas dan lemah, mereka akan mengambil keuntungan. Perjelas, bangun, dan jagalah batasan-batasan yang kuat.
e. Bila perlu, mintalah bantuan profesional. Korban sering kali bertanya-tanya apakah mereka berkhayal, atau mereka membiarkan kebohongan karena tak tahu apa yang harus dilakukan. Pendapat dari ahli tak hanya mendukung kecurigaan ini, tetapi juga membantu memberi jalan keluar.
0 komentar:
Posting Komentar